Rabu, 25 April 2012

Pemeliharaan Kolam, Penyaring dan Aerator

  
   A.    Penyaring
Pemeliharaan dapat dilakukan sebulan sekali dengan mengecek pada alat penyaring air apakah tempat pengendapan kotoran yaitu celah di antara dua busa di tengah penyaring sudah penuh atau belum, kalau penuh matikan aerator dan buang endapannya.
Untuk kolam pengendapan, penyaring akan relarif lebih cepat kotor dibandingkan penyaring pada kolam utama, dan sebaiknya dibersihkan seminggu sekali.




Begitu juga pada kolam lama yang baru dipasangkan penyaring, kita harus lebih sering mengecek endapan pada penyaring tersebut, ini disebabkan endapan pada kolam yang sudah menumpuk. Minimal seminggu sekali penyaring dibersihkan dari endapan lumpur yang mengendap. Setelah beberapa bulan barulah kita hanya membersihkannya sebulan sekali bahkan kita hanya membersihkannya jika endapan lumpur pada celah diantara busa telah penuh saja.
Dalam pemberian pakan sebaiknya jangan berlebihan karena sisa pakan yang tak termakan akan mengendap di dasar kolam yang mempercepat kotornya air.
Untuk lebih baiknya 3 atau 6 bulan sekali busa pada penyaring air dibersihkan total. Dengan cara mengeluarkan busa dari tempatnya dan membilasnya menggunakan air bersih lalu dibilas lagi, lakukan berulang-ulang hingga bersih.

B.     Pemeliharaan Aerator
Apabila tidak banyak memiliki banyak waktu untuk pemeliharaan sebaiknya hanya memberikan pellet dan tidak memberikan makanan tambahan berupa sayur-sayuran karena sisa-sisa serpihan sayuran yang tidak termakan akan menyumbat saluran aerator. Apabila ingin memberikan pakan tambahan berupa sayur-sayuran hendaknya di sekeliling aerator ditambahakan kawat kasa (kawat nyamuk) sebagai pencegahan tersumbatnya aerator oleh serat sisa sayuran yang membusuk.
Aerator juga sudah pasti tidak bertahan selamanya, kadang kala terjadi kemacetan dikarenakan tersangkut kotoran dari daun-daun membusuk yang ada di kolam atau sisa dari pakan tambahan, jika ini yang terjadi kita tanggal membersihkannya saja. Tetapi bila dikarenakan poros tengah dari aerator patah, maka yang harus kita lakukan adalah


  1. Matikan aerator lalu bukalah penutup depan aerator, priksa apakah benar-benar poros tengah patah, poros aerator berupa besi kecil seukuran kawat yang biasa gunakan untuk jemuran, yang bisa kita beli di toko bangunan.
  2. Potong kawat tersebut menggunakan tang sepanjang poros aerator aslinya, haluskan bagian ujung kawat dengan menggunakan batu asahan.
  3. Ganti poros aerator yang patah dengan potongan kawat yang sudah kita potong tadi, dan dirakit kembali, aerator siap beraksi kembali. Bagi yang banyak uang di “Lembiru” saja, lempar yang rusak beli yang baru, beressss dah.

C.    Pemeliharaan Kolam
    1)      Pembersihan endapan pada kolam pengendapan
Terpisahnya kolam utama dengan kolam pengendapan memudahkan kita dalam pembersihan lumpur endapan pada dasar kolam pengendapan sehingga dapat dilakukan tanpa harus memindahkan ikan yang ada di kolam utama ketempat lain. Kolam utama akan tetap terisi air dan kita dapat membersihkan endapan lumpur pada kolam pengendapan.
     2)      Kolam bocor
Bila terjadi kebocoran pada kolam kita, perhatikan batas terendah air pada kolam, kebocoran berarti terjadi di bawah dari batas terendah air tersebut. Kurangi debit air, cari kebocorannya, tandai terlebih dahulu setiap kebocoran yang kita temui dan tambal dengan semen, tapi biasanya kebocoran ini akan berulang. Memang betul sekali kalimat "mencegah lebih baik dari pada mengobati/memperbaiki" yaitu pada saat pembuatan kolam harus mengikuti ketentuan yang tepat.

Posting Terkait

Tidak ada komentar:

Posting Komentar