Gambar 2. Contoh Kolam
Pengendapan dengan Penyaring
Kolam kedua merupakan kolam yang berfungsi sebagai
pengendap lumpur dari kolam utama. Kolam kedua/pengendapan dibuat lebih dangkal
dan dibuat lebih tinggi dari pada kolam utama. Apabila kolam kedua digunakan
juga sebagai penyaring alami, hendaknya kedalaman dari kolam ini paling dalam
30 cm. Pada dasar kolam taburkan pasir, kerikil dan koral setebal 1 - 2 cm. Di
sini kita menggunakan tanaman eceng gondok sebagai penyaring alaminya. Jumlah
eceng gondok yang digunakan semakin banyak semakin baik hasilnya.
Pada saluran dari kolam pengendapan ini ke kolam utama
kita tambahkan penyaring berupa batu-batu besar yang dilapisi kain kasa nyamuk halus
(kelambu juga bisa) yang berlapis. Ini berfungsi agar tanaman eceng gondok
tidak terbawa arus ke kolam utama sekaligus penahan agar lumpur yang telah
masuk ke kolam pengendapan tidak kembali ke kolam utama lagi.
Pada kolam pengendapan ini untuk mencegah adanya
jentik-jentik nyamuk dapat pula dipelihara ikan-ikan kecil, seperti ikan cupang
dan ikan mas comets. Tapi ingat jangan memasukkan ikan lele pada kolam
pengendapan ini, sifat ikan ini bila mencari makan ia akan mengudak-udak lumpur
sehingga lumpur yang mengendap akan naik dan mengotori air kolam yang pada
akhirnya lumpur tersebut akan masuk kembali ke kolam utama.
Kolam Pengendapan
+ eceng gondok + penyaring buatan
Kolam utama dan pengendapan dibuat berdampingan. Seperti gambar di bawah
ini.
Kolam Tampak Atas
Catatan :
· Kita dapat membuat dua buah kolam dengan dua
penyaring seperti di atas atau cukup satu kolam dengan satu penyaring saja,
jika kolam yang ingin kita buat cukup besar dan berada di pekarangan (kolam
terkena matahari langsung) dengan dua kolam lebih baik. Kolam pertama merupakan
kolam utama sedangkan kolam kedua berfungsi juga sebagai pengendap.
· Pada kolam utama penutup aeratornya memiliki dua
buah buangan, buangan pertama berfungsi untuk mencampur udara dengan air,
sedang yang kedua kita salurkan ke penyaring yang ada pada kolam pengendapan
(kolam kedua).
· Sedangkan pada kolam kedua (kolam pengendapan)
penutup aeratornya memiliki satu buangan yang kita salurkan ke penyaring pada
kolam utama.
·
Bentuk kolam tidak harus simeteris
· Bagi yang sudah memiliki kolam tinggal
menambahkan penyaring air, apabila air kolam sudah berwarna hijau atau keruh kurangi
debit air hanya tinggal setengahnya, isi penuh kembali kolam dengan air bersih
barulah dipasangkan penyaring.
· Kita dapat menggunakan 2 buah aerator, atau kita
dapat menggunakan 1 pompa air (water pump) sebagai penyalur air ke penyaring
dan 1 aerator sebagai pencampur oksigen dengan air.
· Bagi yang memiliki kolam di halaman, air hujan
dapat masuk ke kolam, sangat disarankan menggunakan penetral pH air sederhana
buatan sendiri.
Jika ada pertanyaan mengenai posting ini tuliskan di kolom komentar
Jika ada pertanyaan mengenai posting ini tuliskan di kolom komentar
Tidak ada komentar:
Posting Komentar